Pages

Subscribe:

Ads 488x100px

PENDIDIKAN TANPA BATAS

Minggu, 04 Desember 2011

TEORI PERTUMBUHAN & PEMBANGUNAN EKONOMI oleh SOSIOLOG



1. MAZHAB HISTORISMUS
Pola pendekatan pembangunan ekonomi yg berpangkal pada perspektif sejarah. Bersifat induktif empiris. Fenomena ekonomi : Perkembangan Menyeluruh & tahap tertentu dalam sejarah. Dimulai di Jerman abad XIX s/d awal abad XX.

2. FRIEDRICH LIST (Th.1840)
Pelopor Historismus : Eksponen Nasionalisme Ekonomi Bahwa Tahap Perkembangan Ekonomi yaitu dengan ‘cara produksi’ :
1. Tahap Primitip
2. Tahap Beternak
3. Tahap Pertanian
4. Industri Pengolahan (Manufacturing)
5. Pertanian, Industri Pengolahan & Perdagangan

3. BRUNO HILDEBRAND (Th. 1848)
Terjadi Evolusi dalam masyarakat Kritik terhadap List : Bahwa Pembangunan  Ekonomi bukan dilihat dari cara produksi /  cara konsumsi. Tetapi ‘cara distribusi’, yaitu :
1.  Perekonomian Barter (Natura)
2.  Perekonomian Uang
3.  Perekonomian Kredit

Kelemahan Teori Bruno :
1. Tidak jelas proses perkembangan dari tahap  tertentu ke tahap berikutnya
2. Tidak memberi sumbangan yang berarti terhadap  peralatan analitis di bidang ilmu ekonomi.


4. KARL BUCHER
Sintesa Pendapat List dan Bruno Perkembangan Ekonomi Ada 3 tahap :
1. Produksi untuk kebutuhan Sendiri (subsistence)
2. Perekonomian Kota dimana pertukaran  sudah meluas
3. Perekonomian Nasional dimana peran pedagang menjadi semakin penting

4. WALT WHITMAN ROSTOW  (WW. ROSTOW)
Sangat popular dan paling banyak komentar dari ahli Artikel : Economics Journal (Maret 1956) dimuat dlm Buku The Stages of Economics Growth (1960).
 
Menurut WW Rostow, Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan :
  1. Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang  pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah  menjadi berorientasi keluar.
  2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah  anak dalam keluarga yaitu kesadaran untuk membina  keluarga kecil
  3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari  melakukan investasi yang tidak produktif menjadi  investasi yang produktif
  4. Perubahan sikap hidup dari adat istiadat yg kurang  merangsang pembangunan ekonomi misalnya kurang  menghargai waktu kerja dan orang lain.

WW Rostow membedakan pembangunan ekonomi ke dalam 5 tahap :
Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
  • Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif
  • Tingkat produktifitas masy. rendah : utk sector pertanian
  • Struktur social hirarkis : mobilitas vertical masy. kecil ; kedudukan masy tidak berbeda dengan nenek moyang.
  • Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.

Tahap Prasyarat Tinggal Landas (The Preconditions for Take-Off)
Masa transisi masy. mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self sustained growth). Tahap ini memiliki 2 corak berbeda :
  • Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika : perombakan thd masy. tradisional yg sudah ada untuk mencapai tahap tsb.
  • Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara born free (daerah imigran) (Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru) : tanpa harus merubah sistim masy. tradisional yg sudah ada.


Tahap Tinggal Landas (The Take-Off)
Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi, Kemajuan pesat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.
3 ciri utama negara yg mencapai Tahap Tinggal Landas :
  1. Kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari PNB (Nett National Product).
  2. Berkembangnya satu atau beberapa sector industri pemimpin (leading sector) dgn tingkat pertumbuhan tinggi
  3. Tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yg bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yg menyebabkan pertumbuhan ekonomi.

faktor untuk menciptakan leading sector :
  • Harus ada kemugkinan perluasan pasar bagi barang-barang yg diproduksi yg mempunyai kemungkinan untuk berkembang dgn cepat
  • Dalam sector tersebut harus dikembangkan teknik produksi yg modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas
  • Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sector pemimpin
  • Pembangunan dan transformasi teknologi sector pemimpin harus bisa diciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sector-sektor lain.

 Tahap Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Kondisi masy. sudah secara efektif mengg. Teknologi modern di hampir semua kegiatan produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru akan bermunculan menggantikan sector pemimpin yang mengalami kemunduran.
Karakteristik non ekonomi tahap menuju kedewasaan :
  1. Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerja bertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektor pertanian menurun peranannya.
  2. Sifat kepemimpinan dalam perush. mengalami perubahan. Peranan manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik.
  3. Masy. bosan dgn keajaiban yg diciptakan industrialisasi shg timbul kritik-kritik.
    Negara yg mencapai tahap ini (WW Rostow) : Inggris (1850), USA (1900), Jerman dan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950).

Tahap Konsumsi Tinggi (The Age of High Mass Consumption)
Perhatian masy. menekankan pd masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi.

Tiga macam tujuan masy. yg ingin dicapai pada tahap ini :
  1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan berakibat penjajahan thd bangsa lain
  2. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran = Comment Wealth) dgn cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yg telah merata melalui sistim pajak progresif (semakin banyak semakin besa)
  3. Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi thd barang tahan lama dan barang-barang mewah.

Negara pertama mencapai tahap Kedewasaan :
·        USA (th. 1920),
·        Inggris (th. 1930),
·        Jepang (th. 1950)
·        Eropa Barat (th. 1950)
·         Rusia (Pasca Stalin)

TEORI SCHUMPETER

-SISTIM KAPITALISME SISTIM YANG PALING BAIK MENCIPTAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI
-NAMUN DALAM JANGKA PANJANG SISTIM KAPITALISME AKAN MENGALAMI STAGNASI.

FAKTOR UTAMA PENYEBAB PERKEMBANGAN EKONOMI
Proses inovasi oleh Inovator atau Wiraswasta (ENTREPREUNER).
INOVASI MEMPUNYAI 3 PENGARUH :
1.Diperkenalkan teknologi baru
2.Keuntungan lebih (monopolistis), sumber dana akumulasi modal.
3.Timbul proses peniruan (imitasi); meniru teknologi.

FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG INOVASI

Ada 5 kegiatan dalam inovasi (Schumpeter) :
1.Diperkenalkan produk baru yg sebelumnya tidak ada.
2.Diperkenalkannya cara produksi baru
3.Pembukaan daerah pasar baru
4.Penemuan sumber bahan mentah baru
5.Perubahan organisasi industri

EFISIENSI INDUSTRI
SYARAT-SYARAT TERJADINYA INOVASI :
-Ada calon pelaku inovasi (inovator dan wiraswasta) dlm masyarakat
-Ada lingkungan sosial, politik & teknologi untuk merangsang semangat inovasi &
pelaksanaan ide-ide untuk berinovasi.

Ada 2 faktor penunjang lain, yaitu :
1.Tersedia cadangan ide-ide baru secara memadai
2.Ada sistim perkreditan Õ menyediakan dana entrepreneur untuk merealisir ide tersebut menjadi kenyataan.


TEORI KETERGANTUNGAN
  • Tergabungnya secara paksa (FORCED INCORPORATED) daerah-daerah pinggiran ke dalam ekonomi kapitalisme dunia ; penyebab keterbelakangan (UNDERDEVELOPED) NYSB.
  • IMPLIKASI Tanpa kolonialisme dan integrasi ke sistim kapitalisme dunia, NYSB mampu mencapai tingkat kesejahteraan tinggi dan dapat mengembangkan pengolahan (MANUFACTURING) mereka atas usaha dan kekuatan sendiri.
  • Mengabaikan faktor-faktor intern ; struktur sosial budaya & pola perilaku masyarakat prakolonial.
  • Terlalu melebihkan EFISIENSI ADMINISTRATIF untuk menekankan kemungkinan yang sebenarnya terbuka bagi negara-negara untuk mengalami suatu transisi KAPITALISME BORJUIS.
w.w Rostow
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat popular dan paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (maret 1956) dan kemudian dikembangkannya lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang linier (linier stages model).
Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap yaitu mesyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off), tinggal landas (the take-off), menuju kedewasaan (the drive to maturity), dan masa konsumsi tinggi (the age of higt mass-consumtion)
Dasar pembedaan tahap pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut adalah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, social dan politik yang terjadi. Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multi-dimensional. Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti perubahan struktur ekonomi suatu Negara yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sector pertanian dan peningkatan peranan sector industri saja.
Menurut Rostow, disamping perubahan seperti itu, pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain:
1.      perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan social yang pada mulanya perorientasi kepada suatu daerah menjadi perorientasi keluar
2.      perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3.      perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan incestasi yang tidak produktif (menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
4.      perubahan sikap hidup dan adapt istiadat yang terjadi, merangsang pembangunan ekonomi (misalnya penghargaan terhadap waktu, pernghargaan terhadap pertasi perorangan dan sebagainya.)
masyarakat tradisional
menurut Rostow, yang dimaksud dengan masuyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara prodiksi relative masih primitive (yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton) dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun-menurun.
Dalam suatu masyarakat tradisional, menurut Rostow, tingkat produktifitas perpekerja masih rendah, oleh kerena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan sector pertanian. Dalam sector pertanian ini, struktur social bersifat hierarkis, yaitu mobilitas bertikal anggota masyarakat dalam struktur social kemungkinan sangat kecil. Maksudnya adalah bahwa kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan nenek moyangnya.
Sementara itu kegiatan politik dan pemerintahan pada masa ini digambarkan Rostow dengan adanya kenyataan bahwa walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan politik di daerah-daerah berada pada tangan para tuan tanah yang ada di daerah tersebut. Kebiaksanaan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan para tuan tanah di daerah tersebut.
Tahap prasyarat tinggal landas
Pembangunan ekonomi menurut Rostow sadalah suatu proses yang menyebabkan perubahan karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya perubahan keadaan sistem politik, struktur social, system nilai dalam masyarakat dan struktur ekonominya. Jika perubahan seperti itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah terjadi. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses pertumbuhan yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering terjadi, boleh dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas.
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustainable growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudhnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.
Tahap prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak. Pertama adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh Negara Eropa, Asia, Timur tengah, dan Afrika, dimana tahap ini dicapai dengan perombakann masyarakat tradisional yang sudah lama ada. Corak yang kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh Negara-negara Born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dimana Negara-negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak system masyarakat yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh sifat dari masyarakat Negara-negara tersebut terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifit-sifat yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal landas.
Seperti telah diungkapkan dimuka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan yang multidimensional, karena ia tak yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah dicipkatan hanya jika jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan tingkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan dan penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan yang dimaksud Rostow misalnya kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuanbaru yang bias menurunkan biaya produksi. Disamping itu harus ada pula orang-orang yang menggunakan penemuan baru tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya sekelompok masuyarakat yang menciptakan tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta, yang inovativ untuk meningkatkan porduksi dan menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan investasi yang akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung pada kenaikkan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan radikal dalamsikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Selain hal-hal diatas, Rostow menekankan pula kenaikan tingkat investasi hanya mungkin terjadi jika terjsdi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan disektor pertanian, pertambangan dan prasarana harus terjadi semata-mata dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sector pertanian dan perkembangan di sector pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sector pertanian mempunyai peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Peranan sector pertanian tersebut antara lain, pertama, kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini menjamin penduduk agar tidak kelaparan dan menghemat devisa kerena import bahan makanan dapat dihindari. Kedua, kenaikan produktivitas di sector pertanian akan memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani akan memperluas pasar industri barng-barang konsumsi, kenaikan produktivitas pertanian akan memperluas pasar industri-industri penghasil input pertanian modern seperti mesin-mesin pertanian dan pupuk kimia, kenaikan pendapatan disektor pertanian akan menciptakan tabungan yang bias digunakan sector lain (terutama industri) sehingga bias meningkatkan investasi di sector-sektor lain tersebut.

TEORI MODERNISASI :
PEMBANGUNAN SEBAGAI MASALAH INTERNAL
I. Pembagian Kerja Secara Internasional
Teori pembagian kerja secara internasional adalah merupakan salah satu teori yang sangat penting dalam menentukan suatu kebijakan perdagangan luar negeri suatu wilayah atau negara. Pada dasarnya teori ini menyatakan tentang beberapa hal mengenai pembagian kerja untuk menetukan suatu kebijakan perdagangan suatu daerah, yaitu :
1. Bahwa setiap negara harus melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keuntungan kompratif yang dimilikinya.
2. Bahwa Perdagangan internasional harus menguntungkan semua pihak.
Dengan adanya dua hal tersebut diatas maka pembangunan yang baik menurut teori ini adalah pembangunan yang meleburkan diri kedalam kegiatan ekonomi dunia, karena pada dasarnya negara-negara yang ada saling bergantung, dan akan lebih menguntungkan bila negara-negara saling mengisi kelemahan yang ada.
II. Teori Modernisasi
Berdasarkan pada teori pembagian kerja secara internasional, maka secara umum di dunia ini terdapat dua kelompok negara, yaitu kelompok negara yang memproduksi hasil pertanian dan kelompok negara yang memproduksi barang industri. Pada kedua kelompok negara ini terjadi hubungan dagang dan keduanya menurut teori diatas saling menguntungkan. Tetapi setelah beberapa puluh tahun kemudian, muncul suatu permasalahan bahwa neraca perdagangan kedua kelompok negara ini berbeda, yang dimana negara yang memproduksi barang industri mendapatkan keuntungan yang besar dan semakin kaya sedangkan negara yang memproduksi hasil pertanian mendapatkan hasil yang kurang menguntungkan dan lebih tertinggal (miskin). Dari permasalahan diatas maka muncul beberapa teori modernisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yang menjelaskan tentang kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat di dalam negara tersebut. Beberapa teori yang tergolong kedalam kelompok teori modernisasi yaitu :
1. Teori Harrod – Domar : Modal dan Investasi
Roy Harrod dan Evsey Domar adalah ahli ekonomi yang berbicara tentang teori ekonomi pembangunan yang menekankan pada penyediaan modal dan investasi. Mereka berkesimpulan bahwa pembangunan akan berhasil dan terlaksana dengan baik jika pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya modal dan investasi.
2. Teori Max Weber : Etika Protestan
Max Weber adalah seorang sosiolog jerman yang dianggap bapak sosiolog modern. Teori Max Weber menekankan tentang nilai-nilai budaya yang menjelaskan tentang peran agama dalam pembentukan kapitalisme. Peran agama yang dikemukakan disini mempunyai peran yang menentukan dalam mempengaruhi tingkah laku individu. Kalau nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dapat diarahkan kepada sikap yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, maka proses pembangunan dalam masyarakat dapat terlaksana.
3. Teori David McCleland : Dorongan Berprestasi atau n-Ach
David McCleland adalah seorang ahli psikologi sosial. Teori ini menekankan pada aspek-aspek psikologi individu. Bagi McCleland, dengan mendorongnya proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n-Ach yang tinggi. Kalau manusia wiraswasta ini dapat dibentuk dalam jumlah yang banyak, maka proses pembangunan dalam masyarakat tersebut dapat terlaksana dengan baik.
4. Teori W.W. Rostow : Lima Tahap Pembangunan
W.W. Rostow adalah seorang ahli ekonomi, perhatiannya bukan hanya pada masalah ekonomi dalam arti sempit tetapi juga meluas pada masalah sosiologi dalam proses pembangunan, meskipun titik berat analisisnya masih tetap pada masalah ekonomi. Bagi Rostow sendiri pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju.. Untuk menuju ke proses ini maka rostow membaginya menjadi lima tahap, yaitu :
a. Masyarakat tradisional
Perlunya penguasaan ilmu pengetahuan agar kehidupan dan kemajuan masyarakat dapat berkembang.
b. Prakondisi untuk lepas landas
Proses ini memerlukan adanya campur tangan dari luar atau masyarakat yang sudah maju. Dengan campur tangan dari luar ini maka mulai berkembang ide pembaharuan.
c. Lepas landas
Periode ini akan ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi.
d. Bergerak ke kedewasaan
Periode ini ditandai perkembangan industri yang sangat pesat dan memantapkan posisinya dalam perekonomian global. Barang-barang yang tadinya di inpor, sekarang dapat diproduksi di dalam negeri. Yang diproduksikan bukan hanya terbatas pada barang konsumsi tetapi juga barang modal.
e. Jaman konsumsi masal yang tinggi
Pada periode ini konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup, tetapi akan meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Produksi industri akan berubah, dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama. Pada titik ini pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus.
Selain itu juga teori Rostow menekankan pada aspek-aspek non ekonomi untuk menuju ke proses lepas landas. Baginya untuk menuju ke proses lepas landas harus memenuhi tiga kondisi yang saling berkaitan, yaitu :
a. Peningkatan investasi pada sektor produktif
b. Pertumbuhan satu atau lebih sektor manukfaktur yang penting dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
c. Perlunya lembaga-lembaga politik dan sosial yang bisa memanfaatkan berbagai dorongan gerak ekspansi dari sektor ekonomi modern dan akibat yang mungkin terjadi terjadi dengan adanya kekuatan-kekuatan ekonomi dari luar sebagai hasil dari lepas landas, disamping itu juga lembaga-lembaga ini bisa membuat pertumbuhan menjadi sebuah proses berkesinambungan.
Dengan memperhatikan tiga kondisi ini, maka tahap lepas landas dan kemudian tahap konsumsi masal yang tinggi akan tercapai.
5. Teori Bert. F. Hoselitz : Faktor-Faktor Non Ekonomi
Teori Hoselitz membahas tentang faktor-faktor non ekonomi yang ditinggalkan oleh Rostow. Teorinya menekankan pada perlunya lembaga-lembaga yang diperlukan menjelang lepas landas. Menurut Hoselitz masalah utama pembangunan bukan hanya sekedar masalah kekurangan modal, tetapi ada masalah lain yang juga sangat penting yakni adanya ketrampilan kerja tertentu, yang termasuk didalamnya tenaga wiraswata yang tangguh. Hoselitz berfikir bahwa, dibutuhkan perubahan kelembagaan pada masa sebelum lepas landas, yang akan mempengaruhi pemasukan modal menjadi lebih produktif. Perubahan kelembagaan ini akan menghasilkan tenaga wiraswasta dan administrasi, serta ketrampilan teknis dan keilmuan yang dimiliki. Oleh karena itu, bagi Hoselitz pembangunan membutuhkan pemasukan dari beberapa unsur, yaitu :
a. Pemasokan modal besar dan perbankan
Dibutuhkan lembaga-lembaga yang bisa menggerakan tabungan masyarakat dan menyalurkannya ke kegiatan yang produktif. Ia menyebutkan lembaga perbankanlah yang lebih efektif. Tanpa lembaga-lembaga seperti ini, maka modal besar yang ada sulit dikumpulkan sehingga bisa menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan pembangunan.
b. Pemasokan tenaga ahli dan terampil
Tenaga yang dimaksud adalah tenaga kewiraswataan, administrator profesional, insinyur, ahli ilmu pengetahuan, dan tenaga manajerial yang tangguh. Disamping itu juga perlu di dukung dengan perkembangan teknologi dan sains yang harus sudah melembaga sebelum masyarakat melakukan lepas landas.
6. Teori Alex Inkeles dan David. H. Smith : Manusia Modern
Teori Alex Inkeles dan David Smith menekankan tentang lingkungan material dalam hal ini lingkungan pekerjaan. Teori pada dasarnya berbicara tentang pentingnya factor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan dalam hal ini manusia modern. Kedua tokoh ini mencoba memberikan ciri-ciri dari manusia modern, seperti : keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam. Keduanya beranggapan, bahwa bagaimanapun juga manusia bisa diubah secara mendasar setelah dia menjadi dewasa, dan karena itu tidak ada manusia yang tetap menjadi tradisional dalam pandangan dan kepribadiannya hanya karena dia dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang tradisional. Artinya, dengan memberikan lingkungan yang tepat, setiap orang bisa diubah menjadi manusia modern setelah dia mencapai dewasa.
Dari hasil penelitiannya, mereka berkesimpulan bahwa pendidikan adalah yang paling efektif untuk mengubah manusia dan pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media massa. Penemuan ini juga mendukung pendapat Daniel Lerner yang menekankan pentingnya media massa sebagai lembaga yang mendorong modernisasi.
Perbedaan yang ada pada macam-macam teori yang ada diatas hanya merupakan perbedaan penekanan aspek yang dianggap penting, baik dalam menciptakan manusia yang akan membangun maupun dalam mempersiapkan sarana material untuk pembangunan itu sendiri. Tetapi pada dasarnya, inti dari teori-teori ini adalah sama.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dari persoalan mengenai mengapa ada Negara-negara yang tertinggal (miskin). Bagi teori modernisasi cukup jelas, bahwa negara-negara tersebut belum maju atau masih bersifat tradisional atau belum berhasil lepas landas karena baik orang-orangnya maupun nilai-nilai yang hidup di masyarakat tersebut belum modern sehingga tidak menopang pembangunan. Maka dari itu, untuk menanggulangi permasalahan ini perlu diperkenalkan nilai-nilai yang rasional dan sarana atau lembaga modern untuk menopang proses pembangunan. Demi maksud ini maka perlu campur tangan dan dukungan dari Negara-negara yang sudah maju atau modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar