Mencari Psikoanalisis Dalam Arah Feminis
Muncul tiga tokoh aliran feminisme psikoanalisis yang menentang determinisme biologis yang dikemukakan oleh freud, yaitu Adler, Horney dan Clara Thompson. Mereka berpendapat bahwa identitas gender, perilaku gender, serta orientasi seksual merupakan hasil dari nilai-nilai sosial dan lingkungan, bukan karena fakta biologis yang berbeda. Asumsi mereka adalah dengan adanya pemberdayaan “diri” yakni melalui pemikiran dan tindakan yang lahir dari kaum perempuan sendiri, yang nantinya akan membuat mereka setara dengan laki-laki di masyarakat. Mereka percaya bahwa perasaan bersalah, inferioritas, serta kebencian terhadap diri sendiri bukan berasal dari faktor biologis, melainkan hasil dari interprestasi kebudayaan. Hal ini didasari dari pemikiran mereka bahwa semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan menginginkan kesempatan yang sama untuk membentuk takdirnya secara kreatif dan aktif.
Pengasuhan Ganda
Dipelopori oleh dua tokoh dari aliran feminism psikoanalisis, yakni Dorothy Dinnerstein dan Nancy Chodorow. Mereka berpendapat bahwa sub-ordinasi dan opresi terhadap perempuan berasal dari monopoli dari perempuan sendiri terhadap terhadap pengasuhan anak/mothering.
Dinnerstein menggambarkan transisi kita dari bayi ke masa dewasa sebagai proses penolakan terhadap ibu yang berlangsung perlahan dan menyakitkan, yang merendahkan perempuan. Laki-lali yang secara seksual berbeda dengan ibunya, akan melepaskan diri dari ibunya, dan menyadarinya hasrat dirinya akan kebebasan. Sedangkan sebaliknya bagi perempuan, yang secara seksual sama dengan ibunya, sama sekali tidak akan melepaskan diri dari ibunya. Dinnerstein berpendapat bahwa laki-laki mempunyai rasa kebutuhan untuk menguasai perempuan dan perempuan mempunyai kebutuhan untuk dikuasai oleh lelaki, yang pada akhirnya memunculkan pengaturan gender yang salah bentuk.
Sebaliknya Chodorow menggambarkan hubungan bayi dengan ibunya tidak berlangsung menyakitkan seperti yang digambarkan Dinnerstein, melainkan dikikis secara perlahan, tertutama pada anak perempuan. Pendekatan yang lebih halus ini, mengisyaratkan bgi Chodorow bahwa ukuran perbedaan antara laki-laki dan perempuan adalah seberapa terikat mereka kepada ibunya, sementara bagi Dinnerstein ukurannya adalah seberapa terpisah anak-anak dengan ibunya.
Pada intinya, perbedaan Chodorow dan Dinnerstein terletak pada perbedaan penekanan daripada substansinya. Dinnerstein memfokuskan analisisnya pada ketidak mampuan laki-laki dan perempuan untuk mengatasi rasa ketidakberdayaan di masa dewasa, sebagaimana dirasakan ketika saat masih bayi, yang hidupanya bergantung pada kehendak perempuan yang berubah-ubah yakni ibunya. Sedangkan Chodorow, menekankan pada kebutuhan di luar kesadaran laki-laki dan perempuan untuk mereproduksi pengalaman simbiosis denga ibunya pada masa mereka bayi dan menghadirkan di masa dewasa.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Dinnerstein dan Chodorow adalah sama-sama menegaskan bahwa pengasuhan ganda adalah penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pengasuhan oleh perempuan. Atau dengan kata lain Mothering/pengasuhan oleh ibu harus diubah menjadi parenting/orang tua. Hal ini dinilai oleh mereka akan menghancurkan secara total pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan menghilangkan ranah domain dan publik bagi laki-laki dan perempuan. Atau dengan kata lain terciptanya kesetaraan diantara laki-laki dan perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar